Kamis, 17 Februari 2011

Perekonomian Indonesia pada Massa Pemerintahan SBY



Pada masa pemerintahan SBY kondisi perekonimiannya meningkat.          

  tentang makro ekonomi, tahun ini bisa mencapai pertumbuhan 4 sampai 4,5% disebut-sebut 4,3%. Kalau itu bisa tercapai, itu adalah pertumbuhan terbaik dalam arti konstraksi pertumbuhan dari tahun lalu ke tahun ini dan itu angka terbaik pada tingkat dunia. Meskipun kalau dari growth itu sendiri diperkirakan setelah Tiongkok, India baru Indonesia. Perlu komponen pertumbuhan yg harus diketahui adalah konsumsi, konsumsi di negara kita relatif terjaga. Yang kedua adalah pembelanjaan pemerintah atau government spending. Kebijakan stimulus yang dijalankan dengan pos-pos yang tepat juga mengalir dalam batas tertentu bisa mengurangi dampak krisis global. Kemudian ekspor kuartal pertama atau semester pertama barangkali masih mengalami tekanan, harapan semester kedua bisa lebih meningkat lagi. Demikian juga investasi, investasi semester pertama mengalami tekanan hanya sekitar 3 sampai 4%, dan berharap semester kedua bisa naik kembali sehingga total dari pertumbuhan di akhir tahun 2009 ini, mencapai 4 sampai 4,5% atau 4,3%. Investasi menjadi sangat-sangat penting. Banyak kondisi yang kondusif untuk meningkatnya investasi itu, karena dengan inflasi yang terjaga bisa mencapai sekitar 4%, satu capaian yang bagus. Dengan inflasi seperti itu, suku bunga diharapkan turun 6% pada akhir tahun ini. Dan dengan nilai tukar yang relatif stabil, maka 3 kondisi makro seperti itu memungkinkan investasi bisa tumbuh kembali. Unsur yang kedua dari makro ekonomi adalah inflasi relatif terjaga, terutama barang-barang yang diperlukan oleh rakyat, bahan pokok misalnya. Bila semuanya berjalan linier, bulan inipun akan inflasi akan nenjadi bagus, sehingga Agustus ke depan sampai akhir tahun masih bisa terjaga. Yang lain adalah pengangguran, dinegara lain angka pengangguran meledak ada yang 9%, 10% atau lebih dari itu termasuk negara-negara maju. Di negara kita turun dari tahun lalu 9,3% menjadi 8,1%,Tiga komponen itulah dari segi pertumbuhan, dari segi inflasi dan pengelolaan pengangguran atau penciptaan lapangan kerja yang menjadi domain dari makro ekonomi. Kalau investasi bergerak, dan  infrastruktur terus berkembang, kemungkinan 5 tahun mendatang akan lebih besar lagi skala pengembangan infrastruktur, dengan multi years budgeting. meskipun ada krisis perekonomian global, kemiskinan negara kita  dari tahun lalu sekitar 35 juta menjadi 32,5 juta. Turun 2,5 juta. Solusinya yaitu dengan, menciptakan lapangan pekerjaan, ada pekerjaan, ada incomeDengan ada income, kemiskinan menjadi turun. Tetapi juga program-program pro rakyat akan terus berjalan, seperti beras untuk rakyat miskin, kemudian juga program-program bidang kesehatan, pendidikan dan lain-lain, yang akhirnya bisa mengurangi angka, penghasilan yang dibelanjakan atau spending  rakyat. Dan ini saatnya yang paling baik untuk bisa memantapkan, merumuskan lagi kebijakan subsidi secara menyeluruh, agar tepat Menurut Presiden Yudhoyonojuga,ada tiga hal yang akan dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah menghadapi ancaman krisis keuangan dan resesi dunia sehingga Indonesia tidak terpuruk dalam kesulitan ekonomi yang pelik.“Yang pertama kita sama-sama menjaga agar sektor riil tetap bergerak. Memang perlu kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha dan perbankan. Untuk itu perlu dilakukan komunikasi yang serius antara jajaran tersebut,” tegasnya. Hal tersebut harus dilakukan, menurut Presiden, untuk mencegah terjadinya gelombang PHK yang berlebihan yang pada akhirnya akan menyulitkan masyarakat. “Pemerintah tentu akan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencegah hal tersebut, namun dunia usaha pun harus mau berbagi risiko, keuntungan saat ini tentu tidak sama dengan jumlah keuntungan usaha saat negara tidak dalam situasi seperti sekarang,” paparnya.
Yang lainnya adalah program-program pro rakyat yang mesti harus dilanjutkan yang menjadi kebijakan dari Kabinet Indonesia Bersatu.
Harapan bangsa indonesia, tentunya Tahun 2011 sudah terjadi pergerakan kembali pada tingkat perekonomian global. Dalam konteks seperti itulah, pemerintah harus mempersiapkan RAPBN 2010,  untuk  mengelola  perekonomian nasional,  terutama yang menyentuh kepentingan rakyat banyak